Sinopsis
saya slalu masih ingat lagu jaman
dulu yang satu ini "Desaku yang kucinta pujaan hatiku, tempat Ayah dan
Bunda dan handai taulanku. tak mudah kulupakan, tak mudah bercerai. selalu
kurindukan Desaku yang perma." kalau denger lagu ini pasti ingat rumah.wkwkwk.
Kota Delanggu merupakan kota yang berada di wilayah Kabupaten Klaten Provinsi
Jawa Tengah.Kota yang terletak diantara 2 kota besar budaya Indonesia, kota
Yogyakarta dan kota Solo. Dua kota yang juga berpengaruh bagi budaya di kota
Delanggu itu sendiri.
Kota Delanggu, kota kecamatan
yang sejak jaman penjajahan Belanda sudah terkenal sebagai bunker atau lumbung
pertanian. Bukti dari penjajahan Belanda di kota Delanggu adalah pabrik tua
yang sudah tak beroperasi lagi yaitu Pabrik Karung Goni. Dan disekitar pabrik
itu berdiri bangunan-bangunan tua, rumah bagi sinder (pejabat Belanda) yang
sudah rusak dan tidak terawat.
Warga kota Delanggu bisa
dikatakan banyak yang merantau ke luar daerah, terutama di Jakarta. Dan harapan
kami sebagai penulis di blog ini adalah sebagai sarana komunikasi bagi Cah
Delanggu dimanapun berada terhadap kota kelahiran mereka. Dan penulis
juga berharap bahwa mereka tidak akan melupakan kota tercintanya ini. Kota
Delanggu, my lovely city.
Kecamatan Delanggu terbagi oleh 16 desa, yaitu:
1. Desa Delanggu
2. Desa Gatak
3. Desa Sabrang
5. Desa Kepanjen (iki looooh desaku)
6. Desa Segaran
7. Desa Sidomulyo
8. Desa Karang
9. Desa Mendak
10. Desa Krecek
11. Desa Sribit
12. Desa Butuhan
13. Desa Jetis
14. Desa Dukuh
15. Desa Banaran
16. Desa Bowan
Kecamatan Delanggu
pemekaran wilayahnya mengarah ke utara dan selatan. Kota Delanggu atau pusat
dari kota sendiri berada di 3 wilayah desa yaitu desa Delanggu, desa Gatak dan
desa Sabrang.
Kota Lumbung Padi? Haaaaaaaaaaaa
Kota Delanggu dalam perkembangannya menjelma menjadi sebuah lumbung
padi/beras yang tersohor di negeri ini. Beras yang dihasilkan dari sawah-sawah
di Delanggu memang terkenal enak dan pulen yaitu produksi beras Rojolele. Beras
Rojolele Delanggu menjadi primadona bagi rakyat Indonesia sekitar tahun 1970-an
hingga sekarang.
Masih pantaskah menjadi lumbung BERAS???
Kota Delanggu, bagi orang yang
sering bepergian antara Yogjakarta-Solo akan begitu familier. Yupz, kota
Delanggu memang terletak diantara 2 kota besar tersebut. Kota kecamatan yang
masuk wilayah kabupaten Klaten. Kota Delanggu, kota kecil yang damai dan indah akan
persawahan yang hijau. Kota yang bagiku masih bisa dikatakan alami, karena pada
dasarnya perubahan yang terjadi dikota ini tidak begitu besar. Mungkin cuma
prasarana umum saja yang banyak berubah seperti pasar Delanggu, puskesmas
dll, tetapi tidak mengurangi ciri khasnya.
Bagi banyak orang luar kota atau bahkan hampir
kebanyakan orang di kota besar Pulau Jawa ini, Delanggu akan dikenal sebagai
gudang beras. Delanggu sebagai produsen beras terbesar di Jawa (katanya
sih).Beras Delanggu, kalo orang menyebutnya, terkenal karena pulen, empuk dan
enak mengenyangkan. Berbeda dengan beras-beras produksi daerah lain,
yang katanya keras(atos kalo bahasa jawanya), ga pulen dan tidak putih.Salah
satu jenis beras Delanggu yang disukai adalah beras Rojolele. Ya, beras
Rojolele memang rasanya berbeda dengan jenis beras lainnya. Empuk dan pulen.
Walaupun daerah lain juga ada produksi Beras Rojolele-nya tetapi Rojolele
Delanggu berbeda. Ya kalau kurang percaya, silakan pembaca mencobanya
sendiri.Tetapi hati-hati kalau membeli beras Delanggu karena dipasaran banyak
sekali beras tiruan Delanggu, padahal itu bukan asli produksi Delanggu.
Ada satu hal yang mengganggu benakku beberapa tahun
belakangan ini. Bukan karena banyaknya beras Delanggu tiruan, tetapi padi yang
akan dijadikan sebagai beras Delanggu itu sendiri. Lho memangnya ada apa?
Pembaca mungkin akan bertanya begitu. Khan Delanggu, persawahannya hijau dan
luas, air juga melimpah. Ya itu dulu, kalo sekarang lain. Dari survey yang
saya lakukan, sebenarnya luas persawahan di Delanggu sudah berkurang hampir
setengahnya. Sudah banyak yang berubah menjadi perumahan-perumahan baru dan
bangunan lainnya.Kenyataan lain, padi yang selama ini diolah menjadi beras oleh
penggilingan2 beras. Delanggu adalah berasal dari daerah diluar Delanggu
seperti Sragen, Karanganyar atau juga masih dalam wilayah kabupaten Klaten itu
sendiri.Walau produksinya lebih tapi kalo padinya diambil dari luar Delanggu
apakah masih bisa disebut beras Delanggu?
Selain itu beberapa bulan belakangan ini, pertanian
padi di kota Delanggu mengalami kelesuan dan gagal panen dikarenakan mewabahnya
hama wereng. Dan tak sedikit para petani yang sementara waktu tidak menanam
padi dilahan persawahannya. Itulah yang jadi pikiranku selama ini. Masih
pantaskah nantinya Delanggu disebut sebagai Gudang Beras?
Kuliner Khas
Nasi Pecel
Nasi pecel, salah satu makanan khas dari Delanggu
Jawa Tengah. Kumpulan sayur yang telah direbus, biasanya terdiri dari tauge,
kangkung, bayam, kacang panjang dan lain-lain disiram oleh bumbu pecel khas
yang terbuat dari kacang. Adonan Bumbu kacang yang pas menjadi andalan dari
makanan khas Jawa yang satu ini. Bumbu kacang nasi pecel menyajikan cita rasa
manis dan pedas yang terpadu secara sempurna sehingga membuat candu buat banyak
orang. Sebagai pelengkap, kita bisa memilih berbagai gorengan, mulai dari
tempe, tahu, kerupuk gendar, kerupuk aci, telor ceplok, bakwan dan lain
sebagainya sebagai teman makan.
Bandeng Asin
bandeng asin di pasar delanggu, solo, bisa jadi oleh-oleh alternatif
selain serabi atau karak manis. selain kuliner nasi liwet, mencoba makan nasi
putih hangat dengan sambal bawang putih plus bandeng asin pun jadi wisata
kuliner solo yang tak kalah sedapnya.
Serabi Beras
Siapa tak kenal Serabi? pancake versi Delanggu
ini sudah menjadi makanan lezat sejak dulu. Siapapun menyukai dan menikmati
panganan berasa gurih dan legit ini. Serabi Beras Khas Delanggu, mulanya dibuat
dari tepung beras, santan dan gula pasir. Serabi juga beradaptasi menjadi
serabi yang lebih modern dengan berbagai modifikasi. Serabi pun mengalami
beberapa perubahan seiring berkembangnya jaman, rasanya menjadi beragam,
mulai dari keju, strawberi, nangka, pandan, kacang hingga susu. Serabi tak
hanya dapat dimasak menggunakan arang tapi mulai menggunakan kompor gas.
dan masih banyak lagi ga bisa disebutin satu2,
soalnya blognya ga muat.hehehehe
Obyek Wisata
Pepohonan itu tinggi menjulang ke
angkasa. Daunnya yang rindang menghadirkan kesejukan meski matahari bersinar
terang. Lokasinya yang berada jauh dari perkotaan membuat kawasan ini bebas
dari kebisingan serta residu asap kendaraan bermotor. Terdengar pula suara
gemericik air yang mengalir langsung dari sumbernya. Kesan alami itulah yang
muncul di Objek Wisata Mata Air Cokro.
Kemurnian
alam yang cukup kentara menjadikan OMAC sebagai salah satu tujuan warga
menggelar upacara padusan dalam rangka menyambut datangnya bulan Ramadan. Untuk
bisa menikmati kemurnian alam dan mencoba aneka wahana permainan di dalamnya,
pengunjung cukup merogoh kocek senilai Rp 6.000. Beberapa wahana permainan air
seperti waterslide ukuran sedang, ember tumpah, berenang, dan lain-lain
dihadirkan untuk memanjakan pengunjung. Selain wahana permainan air, pengunjung
juga bisa menikmati sensasi senam jantung saat meluncur di udara melalui wahana
flying fox.
Pusat
Kota Delanggu, dimanakah itu??
Pusat
dari kota Delanggu adalah Perempatan Kota Delanggu. Perempatan Delanggu
terletak diantara 3 desa yang ada di Kecamatan Delanggu. Yaitu dibagian barat
Perempatan dikuasai oleh Desa Delanggu baik itu sebelah Barat Daya maupun Barat
Laut, bagian Tenggara menjadi milikDesa Sabrang dan bagian Timur Laut menjadi
wilayah Desa Gatak.
Perempatan
Delanggu bisa dikatakan menjadi tempat semua aktivitas warga Delanggu. Sebelah
Tenggara yang merupakan daerah Desa Sabrang terletak Pasar Kota Delanggu,
yang merupakan tempat aktivitas perdagangan di kota Delanggu. Didepan Pasar
Kota Delanggu, diatas trotoar juga berjejer penjual2 makanan dan
buah2an.Dibagian Timur Laut dan juga di bagian Barat, adalah tempat usaha-usaha
perniagaan yang berupa toko-toko. Dari mulai toko pakaian, toko emas, warung
makan, dll.
Perempatan Kota Delanggu juga
merupakan salah satu tempat penting bagi warga Delanggu dan sekitarnya untuk melakukan
bepergian. Loh, terminal Kota Delanggu khan tidak bertempat disitu??
Yups,terminal Kota Delanggu masih berada kurang lebih 1 km ke arah selatan dari
perempatan Delanggu. Tapi dikarenakan Perempatan Delanggu yang berada di Jalan
Utama Antar Kota Antar Provinsi, biasanya kebanyakan warga Kota Delanggu dan
sekitarnya lebih memilih Perempatan Delanggu untuk tempat mencari angkutan baik
itu Bus Antar Kota atau angkutan pedesaan.
Begitu
pula sebaliknya, saat warga kota Delanggu sekitarnya pulang dari bepergian,mereka
lebih memilih untuk turun disekitaran Perempatan Kota Delanggu. Disekitar
Perempatan Kota Delanggu banyak ditemukan sarana angkutan rakyat, mulai itu
dari becak, dokar, angkutan plat Kuning atau colt, bahkan tukang ojek.
Bagi
warga luar kota yang masih asing dengan Kota Delanggu, Perempatan Kota Delanggu
biasanya akan menjadi sarana atau tempat untuk bertanya ataupun sebagai tempat
perjanjian untuk bertemu dengan rekan-rekannya. So,
silakan datangi aja Perempatan Kota Delanggu bila anda ingin menuju suatu
tempat disekitaran Kota Delanggu. Jangan segan untuk bertanya dengan warga Kota
Delanggu. Ingat pepatah " Malu bertanya, Sesat di jalan ". :)
Sabdariffa tinggal kenangan
Sudah
tidak berpenghuni, tidak berisi, tak ada yang menghiasi, tidak juga berseri,
tidak bisa direnovasi, apalagi diakuisisi. Bukan hanya ilusi, bukan pula puisi,
maupun argumentasi, tapi sebuah kondisi. Dimanakah Sabdariffa yang dulu....???
Pabrik Karung Goni
Kawasan bekas pabrik karung goni yang dibangun pada
masa pendudukan belanda di Indonesia, lebih tepatnya di Delanggu. Pada saat ini
sudah tidak aktif namun juga belum jelas fungsi dan perawatannya oleh
pemerintah Indonesia.
Stasiun Kereta Api
Delanggu
Stasiun Delanggu merupakan stasiun kereta api yang
terletak di Gatak, Delanggu, Klaten. Stasiun yang terletak pada ketinggian +133
M ini berada di Daerah Operasi 6 Yogyakarta. Pada masa penjajahan Belanda,
Stasiun Delanggu dipergunakan untuk mengangkut karung goni untuk menyuplai
pabrik-pabrik gula di sekitar Karesidenan Surakarta, dan dipergunakan juga
sebagai sarana angkutan antara Surakarta dan Yogyakarta. Stasiun Delanggu
memiliki 4 jalur KA.
Come here, anytime :)