Thursday, October 24, 2013

My Beloved Village, DELANGGU


Sinopsis
saya slalu masih ingat lagu jaman dulu yang satu ini "Desaku yang kucinta pujaan hatiku, tempat Ayah dan Bunda dan handai taulanku. tak mudah kulupakan, tak mudah bercerai. selalu kurindukan Desaku yang perma." kalau denger lagu ini pasti ingat rumah.wkwkwk. Kota Delanggu merupakan kota yang berada di wilayah Kabupaten Klaten Provinsi Jawa Tengah.Kota yang terletak diantara 2 kota besar budaya Indonesia, kota Yogyakarta dan kota Solo. Dua kota yang juga berpengaruh bagi budaya di kota Delanggu itu sendiri.
Kota Delanggu, kota kecamatan yang sejak jaman penjajahan Belanda sudah terkenal sebagai bunker atau lumbung pertanian. Bukti dari penjajahan Belanda di kota Delanggu adalah pabrik tua yang sudah tak beroperasi lagi yaitu Pabrik Karung Goni. Dan disekitar pabrik itu berdiri bangunan-bangunan tua, rumah bagi sinder (pejabat Belanda) yang sudah rusak dan tidak terawat.
     Warga kota Delanggu bisa dikatakan banyak yang merantau ke luar daerah, terutama di Jakarta. Dan harapan kami sebagai penulis di blog ini adalah sebagai sarana komunikasi bagi Cah Delanggu dimanapun berada terhadap kota kelahiran mereka. Dan penulis juga berharap bahwa mereka tidak akan melupakan kota tercintanya ini. Kota Delanggu, my lovely city.

Kecamatan Delanggu terbagi oleh 16 desa, yaitu:
1. Desa Delanggu
2. Desa Gatak
3. Desa Sabrang
4. Desa Tlobong
5. Desa Kepanjen (iki looooh desaku)
6. Desa Segaran
7. Desa Sidomulyo
8. Desa Karang
9. Desa Mendak
10. Desa Krecek
11. Desa Sribit
12. Desa Butuhan
13. Desa Jetis
14. Desa Dukuh
15. Desa Banaran
16. Desa Bowan
Kecamatan Delanggu pemekaran wilayahnya mengarah ke utara dan selatan. Kota Delanggu atau pusat dari kota sendiri berada di 3 wilayah desa yaitu desa Delanggu, desa Gatak dan desa Sabrang. 

Kota Lumbung Padi? Haaaaaaaaaaaa
Kota Delanggu dalam perkembangannya menjelma menjadi sebuah lumbung padi/beras yang tersohor di negeri ini. Beras yang dihasilkan dari sawah-sawah di Delanggu memang terkenal enak dan pulen yaitu produksi beras Rojolele. Beras Rojolele Delanggu menjadi primadona bagi rakyat Indonesia sekitar tahun 1970-an hingga sekarang.

Masih pantaskah menjadi lumbung BERAS???
Kota Delanggu, bagi orang yang sering bepergian antara Yogjakarta-Solo akan begitu familier. Yupz, kota Delanggu memang terletak diantara 2 kota besar tersebut. Kota kecamatan yang masuk wilayah kabupaten Klaten. Kota Delanggu, kota kecil yang damai dan indah akan persawahan yang hijau. Kota yang bagiku masih bisa dikatakan alami, karena pada dasarnya perubahan yang terjadi dikota ini tidak begitu besar. Mungkin cuma prasarana umum saja yang banyak berubah seperti pasar Delanggu, puskesmas dll, tetapi tidak mengurangi ciri khasnya.
Bagi banyak orang luar kota atau bahkan hampir kebanyakan orang di kota besar Pulau Jawa ini, Delanggu akan dikenal sebagai gudang beras. Delanggu sebagai produsen beras terbesar di Jawa (katanya sih).Beras Delanggu, kalo orang menyebutnya, terkenal karena pulen, empuk dan enak mengenyangkan. Berbeda dengan beras-beras produksi daerah lain, yang katanya keras(atos kalo bahasa jawanya), ga pulen dan tidak putih.Salah satu jenis beras Delanggu yang disukai adalah beras Rojolele. Ya, beras Rojolele memang rasanya berbeda dengan jenis beras lainnya. Empuk dan pulen. Walaupun daerah lain juga ada produksi Beras Rojolele-nya tetapi Rojolele Delanggu berbeda. Ya kalau kurang percaya, silakan pembaca mencobanya sendiri.Tetapi hati-hati kalau membeli beras Delanggu karena dipasaran banyak sekali beras tiruan Delanggu, padahal itu bukan asli produksi Delanggu.
Ada satu hal yang mengganggu benakku beberapa tahun belakangan ini. Bukan karena banyaknya beras Delanggu tiruan, tetapi padi yang akan dijadikan sebagai beras Delanggu itu sendiri. Lho memangnya ada apa? Pembaca mungkin akan bertanya begitu. Khan Delanggu, persawahannya hijau dan luas, air juga melimpah. Ya itu dulu, kalo sekarang lain. Dari survey yang saya lakukan, sebenarnya luas persawahan di Delanggu sudah berkurang hampir setengahnya. Sudah banyak yang berubah menjadi perumahan-perumahan baru dan bangunan lainnya.Kenyataan lain, padi yang selama ini diolah menjadi beras oleh penggilingan2 beras. Delanggu adalah berasal dari daerah diluar Delanggu seperti Sragen, Karanganyar atau juga masih dalam wilayah kabupaten Klaten itu sendiri.Walau produksinya lebih tapi kalo padinya diambil dari luar Delanggu apakah masih bisa disebut beras Delanggu?
Selain itu beberapa bulan belakangan ini, pertanian padi di kota Delanggu mengalami kelesuan dan gagal panen dikarenakan mewabahnya hama wereng. Dan tak sedikit para petani yang sementara waktu tidak menanam padi dilahan persawahannya. Itulah yang jadi pikiranku selama ini. Masih pantaskah nantinya Delanggu disebut sebagai Gudang Beras?  


Kuliner Khas 
Nasi Pecel
Nasi pecel, salah satu makanan khas dari Delanggu Jawa Tengah. Kumpulan sayur yang telah direbus, biasanya terdiri dari tauge, kangkung, bayam, kacang panjang dan lain-lain disiram oleh bumbu pecel khas yang terbuat dari kacang. Adonan Bumbu kacang yang pas menjadi andalan dari makanan khas Jawa yang satu ini. Bumbu kacang nasi pecel menyajikan cita rasa manis dan pedas yang terpadu secara sempurna sehingga membuat candu buat banyak orang. Sebagai pelengkap, kita bisa memilih berbagai gorengan, mulai dari tempe, tahu, kerupuk gendar, kerupuk aci, telor ceplok, bakwan dan lain sebagainya sebagai teman makan.

Bandeng Asin
bandeng asin di pasar delanggu, solo, bisa jadi oleh-oleh alternatif selain serabi atau karak manis. selain kuliner nasi liwet, mencoba makan nasi putih hangat dengan sambal bawang putih plus bandeng asin pun jadi wisata kuliner solo yang tak kalah sedapnya. 
  
Serabi Beras
Siapa tak kenal Serabi? pancake versi Delanggu ini sudah menjadi makanan lezat sejak dulu. Siapapun menyukai dan menikmati panganan berasa gurih dan legit ini. Serabi Beras Khas Delanggu, mulanya dibuat dari tepung beras, santan dan gula pasir. Serabi juga beradaptasi menjadi serabi yang lebih modern dengan berbagai modifikasi. Serabi pun mengalami beberapa perubahan seiring berkembangnya jaman, rasanya menjadi beragam, mulai dari keju, strawberi, nangka, pandan, kacang hingga susu. Serabi tak hanya dapat dimasak menggunakan arang tapi mulai menggunakan kompor gas.
dan masih banyak lagi ga bisa disebutin satu2, soalnya blognya ga muat.hehehehe

Obyek Wisata  
Pepohonan itu tinggi menjulang ke angkasa. Daunnya yang rindang menghadirkan kesejukan meski matahari bersinar terang. Lokasinya yang berada jauh dari perkotaan membuat kawasan ini bebas dari kebisingan serta residu asap kendaraan bermotor. Terdengar pula suara gemericik air yang mengalir langsung dari sumbernya. Kesan alami itulah yang muncul di Objek Wisata Mata Air Cokro. 
Kemurnian alam yang cukup kentara menjadikan OMAC sebagai salah satu tujuan warga menggelar upacara padusan dalam rangka menyambut datangnya bulan Ramadan. Untuk bisa menikmati kemurnian alam dan mencoba aneka wahana permainan di dalamnya, pengunjung cukup merogoh kocek senilai Rp 6.000. Beberapa wahana permainan air seperti waterslide ukuran sedang, ember tumpah, berenang, dan lain-lain dihadirkan untuk memanjakan pengunjung. Selain wahana permainan air, pengunjung juga bisa menikmati sensasi senam jantung saat meluncur di udara melalui wahana flying fox.

Pusat Kota Delanggu, dimanakah itu??
Pusat dari kota Delanggu adalah Perempatan Kota Delanggu. Perempatan Delanggu terletak diantara 3 desa yang ada di Kecamatan Delanggu. Yaitu dibagian barat Perempatan dikuasai oleh Desa Delanggu baik itu sebelah Barat Daya maupun Barat Laut, bagian Tenggara menjadi milikDesa Sabrang dan bagian Timur Laut menjadi wilayah Desa Gatak.
Perempatan Delanggu bisa dikatakan menjadi tempat semua aktivitas warga Delanggu. Sebelah Tenggara yang merupakan daerah Desa Sabrang terletak Pasar Kota Delanggu, yang merupakan tempat aktivitas perdagangan di kota Delanggu. Didepan Pasar Kota Delanggu, diatas trotoar juga berjejer penjual2 makanan dan buah2an.Dibagian Timur Laut dan juga di bagian Barat, adalah tempat usaha-usaha perniagaan yang berupa toko-toko. Dari mulai toko pakaian, toko emas, warung makan, dll.
Perempatan Kota Delanggu juga merupakan salah satu tempat penting bagi warga Delanggu dan sekitarnya untuk melakukan bepergian. Loh, terminal Kota Delanggu khan tidak bertempat disitu?? Yups,terminal Kota Delanggu masih berada kurang lebih 1 km ke arah selatan dari perempatan Delanggu. Tapi dikarenakan Perempatan Delanggu yang berada di Jalan Utama Antar Kota Antar Provinsi, biasanya kebanyakan warga Kota Delanggu dan sekitarnya lebih memilih Perempatan Delanggu untuk tempat mencari angkutan baik itu Bus Antar Kota atau angkutan pedesaan.
Begitu pula sebaliknya, saat warga kota Delanggu sekitarnya pulang dari bepergian,mereka lebih memilih untuk turun disekitaran Perempatan Kota Delanggu. Disekitar Perempatan Kota Delanggu banyak ditemukan sarana angkutan rakyat, mulai itu dari becak, dokar, angkutan plat Kuning atau colt, bahkan tukang ojek.
Bagi warga luar kota yang masih asing dengan Kota Delanggu, Perempatan Kota Delanggu biasanya akan menjadi sarana atau tempat untuk bertanya ataupun sebagai tempat perjanjian untuk bertemu dengan rekan-rekannya. So, silakan datangi aja Perempatan Kota Delanggu bila anda ingin menuju suatu tempat disekitaran Kota Delanggu. Jangan segan untuk bertanya dengan warga Kota Delanggu. Ingat pepatah " Malu bertanya, Sesat di jalan ". :) 

Peninggalan Sejarah
Sabdariffa tinggal kenangan
Sudah tidak berpenghuni, tidak berisi, tak ada yang menghiasi, tidak juga berseri, tidak bisa direnovasi, apalagi diakuisisi. Bukan hanya ilusi, bukan pula puisi, maupun argumentasi, tapi sebuah kondisi. Dimanakah Sabdariffa yang dulu....???

Pabrik Karung Goni
Kawasan bekas pabrik karung goni yang dibangun pada masa pendudukan belanda di Indonesia, lebih tepatnya di Delanggu. Pada saat ini sudah tidak aktif namun juga belum jelas fungsi dan perawatannya oleh pemerintah Indonesia.

Stasiun Kereta Api Delanggu
Stasiun Delanggu merupakan stasiun kereta api yang terletak di Gatak, Delanggu, Klaten. Stasiun yang terletak pada ketinggian +133 M ini berada di Daerah Operasi 6 Yogyakarta. Pada masa penjajahan Belanda, Stasiun Delanggu dipergunakan untuk mengangkut karung goni untuk menyuplai pabrik-pabrik gula di sekitar Karesidenan Surakarta, dan dipergunakan juga sebagai sarana angkutan antara Surakarta dan Yogyakarta. Stasiun Delanggu memiliki 4 jalur KA.

Come here, anytime :)