Manusia punya
dua jiwa, jiwa hewani dan jiwa ruhani. Jiwa ruhani ini bersifat malaikat.
Tempat jiwa hewaniah adalah dalam hati, tempat dari mana jiwa ini menyebar
seperti uap halus dan menyelusupi semua anggota tubuh. Betapa bedanya jiwa
manusia dari jasad. Setiap anggota tubuh bisa rusak dan berhenti bekerja, tapi
individualitas jiwa tak terganggu. Jasad yang anda miliki sekarang tidak lagi
berupa jasad sebagaimana yang anda miliki pada waktu kecil, melainkan sudah
berbeda sama sekali. Meskipun demikian, kepribadian anda sekarang ini sama
dengan pada waktu itu
Alasan bagi kembalinya ruh manusia ke dunia yang lebih tinggi adalah bahwa ia berasal dari sana dan bahwa ia bersifat malaikat. Ia dikirim ke ruang yang lebih rendah ini demi memperoleh pengetahuan dan pengalaman, sebagaimana Allah berfirman di dalam al-Qur'an, "Turunlah dari sini kamu semuanya, akan datang padamu perintah-perintah dari-Ku dan siapa yang menaatinya tidak perlu takut dan tak perlu pula mereka gelisah." Ayat: "Aku tiupkan ke dalam diri manusia ruh-Ku" juga menunjukkan asal samawi jiwa manusia.
Alasan bagi kembalinya ruh manusia ke dunia yang lebih tinggi adalah bahwa ia berasal dari sana dan bahwa ia bersifat malaikat. Ia dikirim ke ruang yang lebih rendah ini demi memperoleh pengetahuan dan pengalaman, sebagaimana Allah berfirman di dalam al-Qur'an, "Turunlah dari sini kamu semuanya, akan datang padamu perintah-perintah dari-Ku dan siapa yang menaatinya tidak perlu takut dan tak perlu pula mereka gelisah." Ayat: "Aku tiupkan ke dalam diri manusia ruh-Ku" juga menunjukkan asal samawi jiwa manusia.
Beberapa orang
yang tercerahkan telah dapat menampak dunia yang tak kasat mata, diungkapkan
kepada mereka pada saat-saat mereka berada dalam keadan (trance) seperti mati.
Allah berfirman kepada NabiNya, "Mata tidak melihat, tidak pula telinga
mendengarnya, tak pernah pula terlintas dalam hati manusia apa-apa yang
disiapkan bagi orang-orang yang takwa."
Di dalam hati
manusia yang tercerahkan ada sebuah jendela yang membuka ke arah
hakikat-hakikat dunia ruhaniah, sehingga ia mengetahui - bukan dari kabar angin
atau kepercayaan tradisional, melainkan dengan pengalaman nyata. Maka jagalah
agar hatimu terus mengarah kepadaNya. Allah akan memberikan padamu keakraban
dengan diriNya.
(Imam Al
Ghazali)
No comments:
Post a Comment